|
Sumatora Tyo Hozokyoku (Dokentasi Isma D Yanti) |
Sumatora Tyo Hozokyoku (RRI Bukittinggi) memiliki peranan penting dalam perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Radio merupakan satu-satunya media informasi pada zaman penjajahan, baik penjajahan Belanda, Jepang, maupun konfrontasi SEKUTU.
Saat ini, bangunan RRI Bukittinggi tersebut dijadikan Studio Budaya dan Museum.Idealnya, Museum yang berada di depan RSAM Kota Bukittinggi dapat menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Jam Gadang ini. Melihat, mengamati, dan akhirnya menemukan nilai perjuangan tanpa mengenal rasa takut di sini.
Museum ditata apik dan bersih, hingga layak untuk dikunjungi.
|
Prof.Dr. Abdulrachman Saleh adalah orang yang menyiapkan sebuah pemancar yang dinamakan Siaran Radio Indonesia Merdeka. Melalui pemancar tersebut, berita-berita mengenai Indonesia terutama tentang proklamasi Indonesia dapat disiarkan hingga ke luar negeri.
|
|
Foto-foto Tokoh RRI dan Pimpinan LPP RRI (Dokumentasi Isma D Yanti)
Di Museum RRI ini, kita akan melihat alat-alat komunikasi (alat siar) yang digunakan pada zaman Belanda, Jepang, SEKUTU.
Studi Operator Dokumentasi Isma
|
|
Studio Penyiaran, Dokumentasi Isma |
|
Audio Tape Reel Recorder (Dokumentasi Isma) |
|
Piring Hitam (Dokumentasi Isma) |
|
Piring Hitam (dokumentasi Isma) |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
|
Dokumentasi Isma |
Selain berfungsi sebagai museum penyiaran, gedung ini juga menjadi tempat pertunjukan Bagurau Saluang jo dendang yang digagas oleh RRI setiap bulannya.
Berwisata sambil belajar atau belajar sambil berwisata. Keduanya akan mengajarkan kita arti perjuangan, keindahan, penghargaan, dan optimisme dalam berbuat sebaik mungkin di bidang masing-masing. Tak ada rasa iri dalam berjuang, karna setiap kita memiliki peranan masing-masing.
Salam Pariwisata!!!
Salam Budaya!!!
Ayo Liburan ke Bukittinggi.
mau bertanya pak, apakah masa kolonial Jepang radio Sumatora Hosokyoku dan kantor berita domei menyatu. Kalau berbeda, dimana bekas kantor berita domei itu di Bukittinggi?
BalasHapusPada masa penjajahan Jepang semua kantor berita yang dahulunya di gunakan Belanda (Aneta) diambil alih Jepang dengan mengganti namanya menjadi Domei.
BalasHapusDi Jakarta kantor berita Domei yang berdiri pada tahun 1935 sekarang bernama kantor berita antara.
Di Bukittinggi, saya menyimpulkan (sementara) Sumatora Hosokyuku merupakan kantor berita domie. Itulah sebabnya, Jepang dengan leluasa dapat menyengel kantor ini pada tanggal 17 Agustus 1945, sehingga berita proklamasi menjadi senyap.