TAMAN MONUMEN PENDIDIKAN
KADER PAMONG PRAJA
KOTA BUKITTINGGI
|
Dokumentasi Isma Darma Yanti |
|
Dokumentasi Isma Darma Yanti |
Melewati taman yang berada di salah satu sisi kota ini, kesan pertamanya adalah INDAH. Berada di kawasan Rumah Sakit Ahcmad Muchtar Kota Bukittinggi, saya berfikir sangat patut ada taman indah di situ. Ketenangannya akan memberikan spirit bagi siapa saja yang melihatnya. Tidak tekecuali pasien, pengunjung, dan keluar pasien.
Indahnya taman, menggoda hati ini untuk melangkahkan kaki berjalan menghampiri. Saya baca, Taman Monumen Pendidikan Kader Pamongpraja. Mengesankan!!!! Rasa kagum mengiring fikiran ini dan menghadirkan tanya..Kenapa Monumen Pamongpraja ada di sini??? Kenapa ada di Bukittinggi???
Yup...Kenapa ada di Bukittinggi?? Karna Memang Harus di Bukittinggi!!!!
Semenjak zaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga awal kemerdekaan, Kota Bukittinggi selalu memiliki peranan penting. Pada awal revolusi 1945, Kota Padang menjadi ibu kota Sumatera Barat dan pusat perjuangan menghadapi Sekutu dan NICA, namun dengan mendaratnya Sekutu dan Nica, maka Bukittinggi menjelma menjadi Ibu Kota perjuangan Sumatera Barat bahkan kemudian untuk Sumatera Tengah dan Sumatera seluruhnya. Berlanjut dengan dibentuknya Komando Tentara Divisi III maka Bukittinggi juga mejadi markas Komando dari seluruh tentara di Sumatera Tengah.
Sejarah juga mencatat, bahwa setelah didelegasikannya kekuasaan Pemerintah Pusat oleh P.M Amir kepada Hatta, maka kedudukan Kota Bukittinggi sebagai pusat perjuangan bertambah penting. Hal ini menyebabkan, setelah Yokyakarta, maka Bukittinggi adalah JANTUNG perjuangan negara dan Bangsa Indonesia untuk menggapai cita-cita kemerdekaan. Dengan demikian, Bukittinggi sekaligus menjadi tempat kedudukan Pemerintah Sumatera, Komisaris Negara, dan Komisariat Pemerintah Pusat.
Untuk mendukung perjuangan dan mendapatkan kader-kader pamongpraja yang sejalan dengan kebutuhan revolusi dan dengan menetapnya tokoh-tokoh penting negara seperti Hatta dan beberapa stafnya dan pindahnya Gubernur Sumatera ke Bukittinggi maka diputuskan untuk mendirikan Akademi Pamongpraja berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumatera No. 9/U/Pd tanggal 14 Januari 1948 (Ahmad Husein, 1991: 606).
Dengan diresmikannya Akademi Pamongpraja ini, maka Akademi Pamongpraja Bukittinggi menjadi yang PERTAMA di Indonesia.
Para pengajar, antara lain Hatta, Dr. Jamil, Mr.St. M.Rasjid, Mr. Harun al Rasyid, M.r.Rufinus Lumbantobing, M.r.A.Siddik, Mr.A.Latif, Eni Karim, Danubroto, Bermawi St. Rajo Emas, Ahmadin Dt.Babangso, Darwis Dt. Majolelo, Ilyas St. Pamenan, Muchtar Mahjuddin, Karim Rasjid, Haji Muhammad Yunus, Abdullah Sangora, St. Syahrir.
Para mahasiswa akademi Pamongpraja ini aktif membantu Pemerintah Sumatera dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Di antara alumni Akademi Pamongparaja Bukittinggi yang diberikan ijazah tanggal 30 Juni 1950 oleh Mr. Soesanto Tirtoprojo adalah H.A Chalik, Adlinsyah Jeni, M.A. Hanafiah, Mahmuddin Noor, Dahlan Roos, Makmum Sulaiman, dan Ismail Hassan (Ahmad Husein, 1991: 607).
|
Dokumentasi Isma Darma Yanti |
Taman ini selesai dibangun dipenghujung tahun 2017. Apik, indah menghiasi Kota Bukittinggi. Tentunya, Taman Monumen Akademi Pamongpraja ini akan menjadi salah satu daya tarik kota ini dan memperkuat pariwisata Kota Bukittinggi.
|
Dokumentasi Isma Darma Yanti |
Menatap, mengunjungi, dan duduk bersantai di taman ini akan sedikit membantu mengurai rasa lelah yang mungkin menggelayut di hati dan badan. Duduk diamlah, picingkan mata sekejap, dan rasakan kuasa dan rahmat Tuhan yang tiada terkira.
Salam Pariwisata, Salam Budaya!!!!
Sumber:
Husein, Ahmad dkk. 1991. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau jilid I. Jakarta: BPSIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar