Kamis, 15 Maret 2018

GEDUNG "PROKLAMASI" BUKITTINGGI

BUKITTINGGI. Menatap, melihat, dan menelusuri sejarahnya membawa kita pada fakta-fakta luar biasa. Satu fakta, bahwa Bukittinggi "tempat" Bangsa Indonesia memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Fakta Sejarah yang tentunya akan memperkuat Bukittinggi sebagai KOTA SEJARAH dan KOTA PARIWISATA.

Gedung Nasional = Gedung DPRD Kota Bukittinggi=

Sekarang menjadi tempat semua inspirasi masyarakat Kota Bukittinggi "dikunyah, digodok" oleh para wakil rakyat untuk mensejaterakan penduduk Kota Bukittinggi. Dulu??? Sejarah mencatat bahwa Gedung ini juga menjadi tempat "Pemakluman Proklamasi" dikumandangkan oleh Muhammad Sjafei. 

(Masmimar Makah; 1990- 40)

Bukittinggi merupakan satu kota yang sangat penting di masa pendudukan Belanda maupun Jepang. Dimasa penjajahan dua bangsa asing tersebut, Bukittinggi selalu memegang peranan penting dalam menjalankan roda pemerintahan. Dimasa awal kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi kembali mencatat posisinya di panggung sejarah bangsa ini. Di kota ini, rakyat menyambut kemerdekaan dengan gembira dan penuh keberanian. Berita proklamasi yang dikumandangkan Soekarno-Hatta di Jakarta pada 17 Agusus 1945, walau diterima dengan cara "tidak biasa/ berita gelap" cukup membuat masyarakat berani mati untuk mempertahankannya.  

PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain2 diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnja.

Djakarta hari 17 boelan 8, th 1945
atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Berita proklamasi pertama pada 17 agustus 1945 sore yang sampai ke Bukittinggi merupakan berita di bawah tangan yang tidak terdaftar secara resmi dalam pencatatan kantor Telegrap Bukittinggi. Hal ini terjadi karena Radio Bukittinggi (Sumatora Tyuo Hozokyoku- Gedung Museum RRI sekarang) telah bungkam semenjak tanggal 15 Agustus 1945 (semenjak Jepang bertekuk lutut pada Sekutu). 


Kondisi ini tentunya menimbulkan rasa harap, cemas, khawatir pada masyarakat. Bahagia karna cita kemerdekaan telah datang, takut terhadap sikap tentara Jepang yang masih kaku dan garang. Sikap Jepang yang seolah tidak peduli dengan gaung kemerdekaan yang telah dikumandangkan di Jakarta oleh Soekarno ini menjadi bukti pernyataan yang ditulis Siti Aminah dalam buku Memoar Siti Aminah yakni,  "maupun Jepang menang atau kalah perang dengan Sekutu, Jepang tetap akan menjadikan Pulau Sumatera sebagai wilayah kekuasan Jepang untuk selamanya dan Kota Bukittinggi akan dijadikan sebagai tempat tinggal Tenno (Kaisar Jepang)" (h.219). Jepang tidak akan pernah melepaskan Sumatera dan Bukittinggi selamanya. 


Kenyataan ini juga dapat dilihat dari Surat Kawat yang berisi "Janji" kemerdekaan yang dikumandangkan pemerintah Jepang. Namun, di dalam surat kawat tersebut tertulis, bahwa janji kemerdekaan hanya akan diberikan pada "Hindia Timur"(Indonesia bagian Timur), tidak termasuk pulau Sumatera terutama Bukittinggi. 


Menanggapi kondisi ini, pemuda melakukan aksi-aksi massa yang bernama " Gerakan Merah Putih". Aksi massa ini merupakan bentuk perjuangan dan desakan kepada pemimpin-pemimpin perjuangan yang berada di Sumatera, terutama kepada Ketua Tyou Sangi in (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) di Sumatera, M. Syafei dan Adi Negoro. Aksi Masa dalam wadah organisasi BPPI (Balai Penerangan Pemuda Indonesia), BKR (Badan Keamanan Rakyat) mendesak M. Syafei menjadi Residen Sumatera Barat dan mengawal kemerdekaan Indonesia di Sumatera. 

Menanggapi hal ini, tanggal 29 Agustus 1945, Mohd. Sjafei, Adi Negoro mengadakan pertemuan dengan beberapa pimpinan rakyat di rumah Dr. Rasjidin di Padang Panjang. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk MEMPROKLAMASIKAN kemerdekaan Indonesia di Sumatera.

PROKLAMASI di Bukittinggi adalah "PERMAKLUMAN/ PERNYATAAN bangsa Indonesia di Sumatera yang mendukung dan menguatkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan Soekarno- Hatta.


PERMAKLOEMAN 
KEMERDEKAAN INDONESIA


Mengikoeti dan Mengoeatkan pernjataan Kemerdekaan Indonesia oleh Bangsa Indonesia seperti PROKLAMASI pemimpin2 besar kita Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia, seperti berikoet:


PROKLAMASI

Kami Bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan dan lain2 diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnja.

Djakarta hari 17 boelan 8, th 1945
atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Maka kami bangsa Indonesia di Soematatera dengan ini mengakoei Kemerdekaan Indonesia seperti dimaksoed dalam Proklamasi diatas dan mendjoendjoeng keagoengan kedoea pemimpin Indonesia itoe.


Bukittinggi hari 29 bl.8 th.1945
Atas nama Bangsa Indonesia
di Soematra
Moehammad Sjafei

Moehammad Sjafei


Selebaran Pemakluman kemerdekaan ini dicetak dengan tinta merah di atas kertas putih dan disebarkan serta ditempelkan di tempat-tempat umum untuk menambah keyakinan rakyat Sumatera akan Kemerdekaan dan mendukung proklamasi yang telah diumumkan.

Pemakluman kemerdekaan ini dikumandangkan oleh Moehammad Sjafei dihadapan masyarakat di depan Gedung Nasional (Kantor DPRD sekarang) (wawancara dengan Syofyan Udni, 5 Maret 2018)dan diumumkan dalam rapat umum bertempat di Geduang Bioskop Asia-Pasar Atas- Bukittinggi yang kala itu bernama Tsisjokan ("Bioskop Gloria yang saat ini dijadikan gedung parkir di Kota Bukittinggi) oleh Adi Negoro. Acara ini dihadiri oleh Dr.A.Rivai dan Mara Karma serta disaksikan oleh masyarakat yang datang berduyun-untuk menyaksikan "peristiwa bersejarah" ini.


Catatan sejarah ini memperkuat status Bukittinggi sebagai Kota Sejarah. Satu peristiwa sejarah ini membuktikan peranan penting Bukittinggi di Panggung Sejarah Bangsa Indonesia. Bukittinggi adalah satu dari dua Kota di Indonesia (selain Yokyakarta) yang berdiri kuat menyokong kedaulatan Indonesia pada awal kemerdekaan. 


Salam Pariwisata, Salam Budaya!!!


Sumber:


Chaniago, Hasril dan Salmyah Madjid Usman. 2017. Memoar Siti Aminah Masdjid Usman-Hiroko Osada. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Enar, fatimah dkk. Sumatera Barat 1945-1949. Padang: Pemerintah Sumatera Barat.

Husein, Ahmad dkk. 1991. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau 1945-1950 jilid 1. Jakarta: BPSIM.

Makah, Masmimar dkk. 1990. Pemuda dan Proklamasi "Gerakan Pemuda Merealisasi Proklamasi dan Mewujudkan Pemerintah RI di Bukittinggi-Sumatera. Jakarta: Panitia Penulisan Sejarah Pemuda Pelopor Pejuang Prolamasi. 

Poeloengan, AR dkk. Perjuangan Menegakkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Sumatera Utara (1945-1949)jilid 1. Sumatera Utara: Pemprov Sumatera Utara.

Drs. Syofyan Udni Dt. Lelo Basa
Syarifuddin Djas, SH

3 komentar: