Add caption |
Legenda/ cerita asal muasal Guo Inyiak Janun disusun dalam upaya melengkapi data kebudayaan Nagari Matua Hilia (agam) yang sedang merintis pengembangan objek wisata ini menuju objek wisata yang diakui dunia dalam badan GEOPARK RANAH MINANG (GRM). Penyusuan cerita ini didasarkan kepada wawancara dengan tokoh masayarakat Nagari Matua Hilia terutana Pemimpian Pasukuaan (Datuak) pemilik Guo Inyiak Janun ini. Upaya ini semoga tidak merusak keseimbangan dan tatanan masyarakat Nagari Matua Hilia. Terlebih, penulis menyusun cerita ini sebagai bentuk "kasih" untuk tanah yang telah membesarkan hingga menjadi seperti saat sekarang ini. Salam Pariwisata..
LEGENDA GUO INYIAK JANUN
Guo Inyiak Janun berada
di Jorong Bukik Siriah, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam
Sumatera Barat. Guo ini, sangat potensial dikembangkan menjadi wisata alam yang
menawan. Stalaktid dan stalakmid dalam Guo menjadi daya tarik utama. Selain
itu, dari sisi ekonomi keberadaan burung layang-layang yang membuat sarang di
dalamnya juga sangat membantu perekonomian masyarakat jika dikelola dengan
baik.
Dalam hukum adat Nagari
Matua Hilia, Guo Inyiak Janun merupakan Pusako Tinggi Pasukuan Caniago Payuang
Panji Dt. Basa. Banyak cerita yang berkembang tentang keberadaan guo ini. Sisi
Mistis yang menyungkup keberadaan guo ini menambah nilai jual wisata yang saat
ini mulai di rintis untuk dikembangkan menjadi objek wisata dunia, yakni
Geowisata “GEOPARK”. Saat ini, Guo Inyiak Janun merupakan salah satu objek
wisata yang diusulkan untuk menjadi Geopark yang diakui dunia melalui badan
resmi yakni UNESCO. Objek wisata Guo Inyiak Janun diusulkan menjadi Geopark
bersamaan dengan pengusulan Ngarai Sianok di Bukittinggi dan Lembah Harau di Kabupaten
Limo Puluah Kota dalam satu nama, yakni Geopark Ranah Minang.
Hikayat yang berkembang, asal muasal guo ini
bernama Guo Inyiak Janun merujuk kepada kisah hidup seorang perempuan kuat dan
mandiri yang pertama kali menemukan guo ini pada tahun 1870- an. Perempuan
tersebut adalah Inyiak Janun. Pahitnya hidup, penderitaan, kesengsaraan, dan
ketakutan yang disebabkan penjajahan Belanda memaksa Inyiak Janun membawa
keluarganya meninggalkan pemukiman utama di nagari Matua Hilia yakni Jorong
Batu Baselo untuk “ijok” mengunsi memasuki pedalaman Matua Hilia. Pelarian
Inyiak Janun karna ketakutan atas penjajahan Belanda mengantarkannya pada
sebuah guo yang lapang dan tersembunyi di sisi sebuah bukit di pedalaman Matua
Hilia. Di sini untuk memenuhi kebutuhan hidup, Inyiak Janun berladang sirih dan
menjualnya secara sembunyi-sembunyi ke Ford De Kock.
Setelah situasi lebih
aman, Inyiak Janun mendirikan sebuah Rumah Gadang persis di atas Guo dan tinggal menetap di situ bersama
keluarganya. Selain itu, Inyiak Janun juga membuat sebuah pemandian persis di
sisi guo yang bernama Pincuran Ruyuang. Setelah kemerdekaan, tempat tersebut
tidak ditinggalkan namun didiami hingga sekarang. Bukit yang dijadikan sebagai
tempat berladang sirih di namai Bukit
Sirih dan guo tersebut dinamai Guo Inyiak Janun untuk menunjukkan, bahwa yang
pertama kali menemukan guo dan diakui sebagai pemilik guo adalah Inyiak Janun.
Keunikan lain yang
sampai saat ini dipercaya oleh masyarakat adalah keberadaan penunggu gaib yang
menjaga Guo Inyiak Janun. Penunggu tersebut di sebutkan adalah seekor harimau
putih yang akan menampakan diri kepada orang-orang yang memiliki niat yang
salah. Dt. Basa selaku pemimpin suku yang memiliki Guo Inyiak Janun menegaskan,
bahwa di Guo Inyiak Janun berlaku sumpah sati “Ka Ateh Indak Bapucuk, Ka Bawah Indak Baurek, Di tangah di Giriak
Kumbang” bagi siapa saja yang berniat “salah” di Guo Inyiak Janun. Hal ini
tentunya sesuai dengan besarnya potensi Guo Inyiak Janun yang harus dijaga dari
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Datuak Basa |
Datuak Indo dan Datuak Rajo Angek |
Datuak Rajo Angek dan Datuak Basa |
Sumber:
Hasanadi, SS dkk. 2013. Warisan Budaya Tak Benda di Propinsi Sumatera Barat. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Wawancara dengan Dt Basa, Dt, Indo, Dt Rajo Angek (Niniak Mamak Nagari Matua Hilia, 20 Mei 2018)
Foto-Foto: Aswendi, S.HI.
harapannya sederhana..semoga bisa sedikit membantu mewujudkan Guo Inyiak Janun masuk ke dalam deretan objek wisata yang di akui duni dalam badan Geopark ranah Minang..
BalasHapusaamiin...
Hapus