Jumat, 01 Maret 2019

MENYOROT SISI LAIN JAM GADANG




Setiap datang ke tempat ini maka selalu ada rasa baru yang menyusup ke relung hati. Rasa yang selalu berbeda namun "indah". Sebuah karya fundamental generasi masa lalu yang menjadi primadona kota ini.
Dari banyak kisah dan cerita tentang sang primadona, satu cerita menambah kekaguman hati setiap memandangnya.

Pikiran mengembara pada kisah yang terjadi lebih dari 70 tahun yang lalu. Kisah mendebarkan hati, membakar semangat dan menggelorakan darah muda.😀

Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekan di kumandangkan di Jakarta. Proklamasi ini dilanjutkan dengan pengumuman
 oleh Soekarno bahwa mulai tanggal 1 September 1945 diperintahkan untuk mengibarkan Dwi warna di seluruh Indonesia. Tentunya perintah ini menjadi semacam titah agung yang telah Dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Titah ini juga menjadi pemompa semangat pemuda di Bukittinggi.  Aksi massa yang dinamai "Gerakan Merah Putih" dilancarkan kelompok-kelompok pemuda. Di Tarok muncul kelompok pemuda yang dipimpin oleh Karayau dan Pado Beres yang memimpin masyarakat untuk mengibarkan dwi warna di setiap rumah.

Ya..pada masa itu sejarah mencatat bahwa bendera merah putih berkibar di setiap rumah. Namun,  pemuda belum puas sebelum Dwi warna berkibar di puncak tertinggi Bukittinggi. Bendera harus di naikan di Jam Gadang sebagai LAMBANG KESATUAN TEKAT DAN LAMBANG KEMERDEKAAN.
Untuk merealisasikan hal ini, Mara Karma memimpin aksi yang terkenal dengan nama " Menaikan Merah Putih Di Puncak Jam Gadang". Aksi ini dihari seluruh pemuda dari Bukittinggi, Banuhampu, Sungai Luar , Tilatang Kamang, Ampek Angkek Canduang, Matur.
Sejarah juga mencatat suasana tegang dalam aksi ini. Pertempuran pun hampir terjadi antara pemuda dan Jepang yang tidak berkenan Bendera Hiromoto turun tahta dan digantikan oleh Jam Gadang .
Mara Karma, Nusyirwan, Dahlan Djambek, Tedja Kusuma,  Bustamm mmemimpin rakyat untuk bersatu padu dalam upaya mengibarkan Merah Putih di Puncak Jam Gadang.
Peristiwa ini menjadi tanda utama bagi rakyat bahwa Minangkabau telah merdeka.

Cerita sejarah ini menjadi bukti tersendiri akan kekuatan menyatukan Jam Gadang. Sekarang, setelah 70 tahun lebih Indonesia merdeka Jam Gadang tetap menjadi primadona dan Insya Allah akan tetap menyatukan seluruh pemuda dan masyarakat dalam membangun peradaban yang mulia.
Menjadi milik Minangkabau, Jam Gadang tidak hanya kebanggan warga Kota Bukittinggi namun juga kebanggaan Sumatera Barat. 🤗



Sumber:
Husein Ahmad dkk. 1991. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan R.I. Di Minangkabau/ Riau 1945-1950.Jakarta: BPSIM