Lubuak Panjang |
Berlokasi di Matua, sekitar 45 menit perjalanan mobil dari Kota Bukittinggi, objek yang dinamai masyarakat LUBUAK PANJANG ini memukau dengan susunan batuan yang seolah sengaja disusun oleh manusia. Berada di Jorong Iko Tanah Nagari Matua Hilia Kecamatan Matur, Lubuak Panjang berpotensi dikembangkan menjadi salah satu objek wisata minat khusus. Anugrah alam yang memiliki kekuatan menopang dan menjadi penyempurna Pariwisata Agam- Bukittinggi terkhusus untuk para pencinta Wisata Alam yang menantang. Pecinta wisata Minat Khusus akan ditantang untuk uji adrenalin dengan menelusuri Sungai berarir jernih.
Dalam ilmu geologi,
susunan bebatuan artistik pada kedua sisi tebing Lubuak Panjang ini disebut
dengan Columnar Joint. Columnar Joint
adalah struktur geologi dimana terdiri dari kolom-kolom yang umumnya ditemukan
dalam bentuk hexagonal, terpisah oleh
oleh patahan atau retakan pada batuan yang terbentuk ketika batuan tersebut
mengalami pengkerutan yang disebabkan oleh hilangnya suhu secara gradasional yang terjadi selama proses
pendinginan.
Columnar Joint
biasanya terbentuk pada batuan basalt
atau batuan extrusive, pada tuff vulkanik (ignimbrites), dan pada
intruksi-instruksi dangkal pada semua komposisi.
Ditemukannya keberadaan bebatuan yang dalam istilah geologi disebut dengan Columnar Join pada dua sisi sungai yang mendalam (lubuak) menjadi bukti peristiwa besar (letusan gunung berapi) pada masa lalu di Matua, yakni meletusnya Gunuang Tinjau dan terbentuknya Danau Maninjau.
Bukti aliran lava yang membelah Matua pada masa lalu ini membentuk aliran sungai dengan susunan batuan bersusun yang terbentuk secara alami.
Selepas Lubuak Panjang, dahaga petualang kembali terlepas dengan pesona air terjun "Aia Maambau".
Aia Maambau |
Sumber:
Tim Exspedisi Pariwisata Matua Hilia
Sahabat Geologi "Fadli" (Meruntih arti susunan batu secara geologi)